Sabtu, 03 Mei 2014

Vera

                               Vera
Permata mungil yang berkilau ditengah mendung.
Laksana adelweis ungu yang terkena pantulan cahaya matahari di lembah indah Mandalawangi, begitulah ku melukiskan senyumu.

Kedipan matamu seperti fajar. Yang menentramkan bathin dikala resah.
Suara mu yang nyaring mampu memecahkan hening kesepian di hati ini.

Namun vera tetaplah wanita, yang menyimpan sejuta misteri di baliknya, dan siapa sangka Permata kecil ini juga bisa membuat sang Adam menderita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar